Sabtu, 24 Maret 2012

manusia bertelanjang kaki

aku berkisah soal - soal jalan jalan yang penuh debu

tak jauh dari sana

kutatap disimpang simpang

lelaki tua merokok memanggul manggul kejayaan derita

disampingnya

para wanita tuna susila dipelihara dengan baik

dan sudut sudutnya

batin batin di bantai ketika anak anaknya

disewakan begitu saja pada terikmentari dan asapknalpot raja raja iblis

dan disamping sudut itu

kau temui pula

kaum peminta minta berjas jas

dengan senyum dan lagaknya

tak jauh beda dengan manusia di simpang baitku yang ketiga

Sementara..

manusia manusia yang berperang dengan nafsu birahinya

berada di dalam Gua Gua bertingkat

dan kadang langitpun terasa di hentakkan oleh bangunannya

yang berdiri angkuh

seolah tak mau lagi dengar dengar pekikan tangis anak anak nya yang bertelnjang kaki

ini bukan soal Epistemologi Yunani

atau elaborasi kaum sufi di persian

atau bahkan ide gila dirikan kaum Pembantai raja raja secara sistematis

ini persoalan ingat mengingat

jerit menjerit

arit mengarit

Kaum kaum yang dahulukan perkawinan nafsu birahi di atas pergumulan hukum Suci

seolah dapat legitimasi

tak banyak yang bisa kita perbuat

lalu apa kita cuma bisa diam?

jawabannya

TIDAK

walaupun tidak ada Masjid dan Gereja serta Sinagog yang bisa jamin

entah kita menjadi sampah di tong tong mana

setidaknya

kini

kita masih punya mulut

yang bisa menyanyikan lagu lagu jeritan yang dikarang si miskin berhati kaya

kini

setidaknya kita masih punya telinga

yang tugasnya menarik data data akurat yang terkumpul

dari balik jeruji jeruji nista

kita masih punya kaki yang utuh

apa kita cuma diam

mari

kejalan

kau tanyalah pada manusia manusia bertelanjang Kaki

(BBM)

2012 @Pekanbaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar