aku berkisah soal - soal jalan jalan yang penuh debu
tak jauh dari sana
kutatap disimpang simpang
lelaki tua merokok memanggul manggul kejayaan derita
disampingnya
para wanita tuna susila dipelihara dengan baik
dan sudut sudutnya
batin batin di bantai ketika anak anaknya
disewakan begitu saja pada terikmentari dan asapknalpot raja raja iblis
dan disamping sudut itu
kau temui pula
kaum peminta minta berjas jas
dengan senyum dan lagaknya
tak jauh beda dengan manusia di simpang baitku yang ketiga
Sementara..
manusia manusia yang berperang dengan nafsu birahinya
berada di dalam Gua Gua bertingkat
dan kadang langitpun terasa di hentakkan oleh bangunannya
yang berdiri angkuh
seolah tak mau lagi dengar dengar pekikan tangis anak anak nya yang bertelnjang kaki
ini bukan soal Epistemologi Yunani
atau elaborasi kaum sufi di persian
atau bahkan ide gila dirikan kaum Pembantai raja raja secara sistematis
ini persoalan ingat mengingat
jerit menjerit
arit mengarit
Kaum kaum yang dahulukan perkawinan nafsu birahi di atas pergumulan hukum Suci
seolah dapat legitimasi
tak banyak yang bisa kita perbuat
lalu apa kita cuma bisa diam?
jawabannya
TIDAK
walaupun tidak ada Masjid dan Gereja serta Sinagog yang bisa jamin
entah kita menjadi sampah di tong tong mana
setidaknya
kini
kita masih punya mulut
yang bisa menyanyikan lagu lagu jeritan yang dikarang si miskin berhati kaya
kini
setidaknya kita masih punya telinga
yang tugasnya menarik data data akurat yang terkumpul
dari balik jeruji jeruji nista
kita masih punya kaki yang utuh
apa kita cuma diam
mari
kejalan
kau tanyalah pada manusia manusia bertelanjang Kaki
(BBM)
2012 @Pekanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar